Mendung Fatamorgana
Aku melihat mendung di wajahmu
Waktu itu, kau sendiri
Aku hanya memandangi raut yang sepi
Nyatanya, kau tak pernah menyadari
Mendung pun menyeka lukamu
Untuk kesekian lagi, bersama rinai
Renjana yang belum sempat disudahi
Adakah sisa ruang kosong di sisi?
Hatimu yang luruh, harus kembali utuh
Zona ruang dan waktu terus memburu
Entahlah, jejakmu masih saja sama
Barangkali aku yang terlalu
Rahasia semesta masih semu
Anggap saja, ini takdir walau tak harus bersama
Gema detak jantungku masih saja sama
Aku tak tau apa artinya
Lantunannya seperti lagu
Aku hanya bisa menyimak tanpa suara
Untuk sosokmu, memang selalu membuat rindu
Ah! Aku membodohi diri sendiri
Terlalu dalam berharap
Mungkin memang benar begini
Orang yang bermimpi pelangi dalam gelap
Sengaja menghanyutkan diri
Fatamorgana sekali!
Entah sudah berapa kali
Rasa yang memaksaku tak pandai berenang ke tepi
Semakin hari, semakin tak terkendali
Entah sampai kapan
Mendung itu kini di sini
Aku berada di bawahnya
Nun jauh di sana kau tetap seperti biasa
Gelagat tanpa ada kemungkinan kembali
Aku mengulum senyum tanpa asa
Tak bisa lagi, maaf kini aku yang harus pergi
Komentar
Posting Komentar