Katanya, mencintai itu tidak mudah. Tidak semudah jatuh cinta. Sebab di dalamnya terdapat proses dan usaha.
Mencintai bukan perkara yang cuma dipandang sebelah mata. Mencintai bukan pula sekedar potret pilihan, yang bisa ditangkap mudah dengan lensa kamera. Karena ada tanggung jawab yang mesti dijaga.
Katanya, mencintai itu tidak butuh alasan. Namun, kenyataan menunjukkan tidak selamanya demikian.
Mencintai
itu bukan hanya sebatas ucapan "I
love you", bukan hanya sebatas luahan "I heart you", bukan pula sebatas rengekan "I miss you". Tidak, nyatanya
mencintai tidak seremeh itu.
Lantas
jika ada pertanyaan,
"sejauh mana kamu mencintai agamamu?", "apa saja yang sudah kamu lakukan untuk membuktikan cintamu kepada Tuhanmu?", "bagaimana kamu membuktikan cintamu kepada Rasulmu?", "sedalam apa kamu mencintai orang tuamu?" dan sebagainya, sudahkah ada jawabannya?
Mungkin tidak sebatas jawaban biasa, sebab nantinya bukan lisan yang akan menjawabnya, tetapi iman di dada yang diberi kesempatan untuk membeberkan semuanya.
Ternyata benar, mencintai itu tidak mudah. Jika mencintai apa yang wajib kita cintai belum terbukti, lantas benarkah apa yang disebut cinta kepada selain-Nya? Jika benar itu cinta, bukankah tidak ada yang disebut cinta, jika bukan karena Allah?
Komentar
Posting Komentar